Bagi sebagian orang, mereka mungkin pernah mendapatkan sesuatu yang baginya terasa aneh atau janggal dalam hidupnya. Entah tiba-tiba dia mendapat rezeki nomplok, entah tiba-tiba dia mendapat musibah, atau entah-entah lainnya yang sangat mengejutkan dirinya. Tapi yang jelas, semua hal yang kita dapatkan tersebut tentu merupakan salah satu rahasia yang di Atas sana, yang mungkin jawabannya akan kita dapatkan di masa yang akan datang.
Jadi, syukuri sajalah.
Kalau misal gue ditanya akan hal-hal aneh tersebut, maka ada satu hal yang membuat gue merasa heran di tahun ini adalah :
‘Gue diterima jadi asisten dosen’
Yha, gue tau bagaimana perasaan orang-orang yang sudah lama mengenal dan tau bagaimana sifat gue ketika mereka mendengar kenyataan ini. Jangankan kalian, gue aja syok waktu pertama membaca pengumuman penerimaan asisten hari itu.
Semua berawal kira-kira pada bulan Agustus lalu. Kala itu, gue merasa bahwa hidup yang akan gue jalani terasa sangat gabut dan datar-datar aja setelah selesai mengurus berkas-berkas tutup teori. Selain itu, gue juga merasa yakin bahwa apapun alasan yang membuat gue harus berucap :
‘Gue mau fokus skripsi. Pokoknya gue semester ini gue bakal fokus skripsi’
Tetep aja pada penerapannya gue akan merasa bosan dengan rutinitas mengerjakan skripsi yang begitu-begitu aja.
Akhirnya, dengan berlandaskan atas dasar ‘mengisi waktu luang’, gue pun mengajukan diri untuk mendaftar menjadi asisten dosen dari 3 mata kuliah, yaitu Matematika 1, Matematika 2, dan Pemetaan.
Sebagaimana umumnya pendaftaran, tentu untuk mencapai satu tujuan agar diterima menjadi asisten dosen diperlukan tes tertulis mengenai mata kuliah yang kelak akan diasdosi. Jadi, matilah gue harus belajar mata kuliah yang notabenenya sudah gue lewati di semester 1 dan 2 lalu.
Malam sebelum tes tertulis asisten dosen, gue pun ribet membuka buku-buku dan mendalami hitungan pada matematika 1, matematika 2, dan pemetaan. Beberapa kali memahami hitungan integral dan diferensial, beberapa kali gue mengusap-usap jidat. Belum lagi gue harus belajar tentang sudut azimuth, koordinat, elevasi, dan lain sebagainya untuk mata kuliah pemetaan.
GUE GILA!

Source : Instagram/efebeeri
YA GILANYA NGGAK BEGINI ANJER!
Malam berlalu sangat cepat, hingga ketika gue merasa belum siap dengan materi-materi bedebah itu, hari tes tertulis untuk calon asisten dosen pun sudah tiba. Mari kita jabarkan satu-satu bagaimana kronologinya.
- Tes Tertulis Asisten Matematika 2
Matematika 2 merupakan tes pertama yang gue lakukan untuk menjadi asisten dosen. Pagi itu, gue datang ke kampus dengan gugup dan bertanya kepada pihak jurusan mengenai ruangan yang akan digunakan untuk tes asisten.
Pihak jurusan pun memberikan gue secarik kertas soal dan lembar jawaban, kemudian menggiring gue menuju ruang sidang. Di dalam ruang sidang, gue duduk sendirian di depan. Merasa ragu sekaligus khawatir kalau pihak jurusan mengira gue sedang mengajukan diri untuk sidang isbat, gue pun kembali bertanya ke pihak jurusan.
‘Maaf, Mba. Ini saya tesnya disini? Sendiri?’
‘Iya, Mas. Soalnya pendaftar untuk mata kuliah matematika 2 itu cuma kamu, Mas. Semangat ya.’
Mbak-Mbak pihak jurusan pun pergi masuk kembali ke jurusan, meninggalkan gue yang mematung membawa secarik kertas dan bolpen.
Tanpa banyak berpikir dan merasa bahwa ini merupakan sebuah kesempatan, gue pun mengerjakan beberapa soal yang tertera di kertas sesuai dengan apa yang gue tau aja. 90 menit berlalu, gue keluar ruangan dan memberikan lembar jawaban ke pihak jurusan.
Buat gue, pengalaman ini merupakan pengalaman tes tertulis paling laurentius random dan penuh kemandirian yang pernah gue jalani. Apa-apa sendiri. Nggak bisa tengok kanan-tengok kiri. Sedi sekali.
Akhirnya, waktu berjalan cepat dan pengumuman penerimaan asisten matematika 2 pun keluar. Nama gue tertera disana, bersanding dengan nama Vito Eryan yang gue nggak tau siapa dia.
INI KENAPA BISA ADA ORANG YANG NGGAK IKUT TES ASISTEN, TAPI DIA BISA KETERIMA JADI ASISTEN?
Jawabannya sederhana.
Melihat kapasitas gue yang begini-begini aja, dosen-dosen matematika 2 pun akhirnya memberikan gue kesempatan, namun hanya satu kelas. Sisanya, dosen-dosen matematika 2 menghubungi beberapa master di bidang matematika 2 dan menerima dia secara cuma-cuma tanpa jalur tes tertulis.
MANTAP!
Tau gitu, gue nggak usah daftar aja.
KALAU LO NGGAK DAFTAR, LO JADI LENGKUAS FEB. NGGAK MUNGKIN ADA DOSEN YANG MENGAJUKAN DIRI LO UNTUK MENJADI ASDOS.
Yha.
- Tes Tertulis Asisten Matematika 1
Setelah mendapatkan keberuntngan pada tes tertulis matematika 2, maka selanjutnya gue mengikuti tes tertulis matematika 1. Berbeda dengan apa yang gue jalani saat tes tertulis matematika 2, di tes tertulis matematika 1 ini gue dipertemukan dengan beberapa peserta tes yang kira-kira jumlahnya sekitar 6 orang dengan gue di dalamnya.
Sebelum mulai tes tertulis ini, gue dapet bocoran bahwa kuota yang dibutuhkan untuk menjadi asisten dosen adalah berjumlah 6 orang. Jadi, saat gue melihat orang-orang di ruangan, gue merasa sangat bersemangat dan merasa bahwa angin keberuntungan kembali sedang berada di pihak gue.
Logikanya begini, jika ada 6 orang pendaftar dan kuota yang dibutuhkan adalah 6, maka sudah jelas satu orang akan mendapatkan jatah mengisi satu kelas bukan?
Akhirnya, saat soal-soal dibagikan, gue menjawab pertanyaan yang ada dengan serius. Semua materi yang telah gue pelajari di matematika 1 pun gue curahkan semuanya di lembar soal. Bahkan, ada satu pertanyaan yang gue jawab dengan penuh kejujuran dan penuh keyakinan, yaitu pertanyaan :
‘Apa motivasimu menjadi asisten dosen?’
Yang gue jawab dengan :
Super duper sekali memang jawaban gue ini.
Akhirnya, ketika ujian berakhir dan pengumuman penerimaan asisten matematika 1 disebarkan, gue nggak menemukan nama gue disana.
Ya, dari 6 mahasiswa yang mendaftar dan ikut tes tertulis, hanya ada 5 yang diterima. Padahal, kuota yang dibutuhkan itu ada 6 kelas. Harusnya kan… YA SATU-SATU KAN BIAR PAS. KENAPA GUE GAGAL DITERIMA?
Gue pun melihat ada satu nama mahasiswa yang mengisi dua kelas. Saat itu, gue menandai nama itu dan jika besok suatu saat dia mendaftar kerja di perusahaan yang gue pimpin, gue akan memberikan dia dua jabatan kerja sekaligus.
Salah siapa, resek.
Padahal, ya guenya yang begok.
- Tes Asisten Pemetaan
Diantara 3 tes asisten yang gue jalani, mungkin tes asisten mata kuliah pemetaanlah yang menjadi tes asisten paling berbeda buat gue. Pasalnya, ya itu, pengujinya meminta kami yang mendaftar untuk presentasi di depan kelas sembari menjelaskan hal-hal tentang pemetaan.
Nah, apabila kalian pernah membaca tulisan gue yang ini : Tentang Presentasi, maka kalian seharusnya bisa menyimpulkan bahwa gue itu adalah tipikal mahasiswa yang begok banget masalah presentasi. Karena itu, ketika presentasi tes asisten itu dilakukan, gue hanya bisa menjelaskan materi pemetaan sembari cengar-cengir grogi.

Source : jamf.com
‘Jadi gini, hehehe. Ilmu pemetaan itu sebenarnya ilmu yang penting di dunia ini. Ehehe. Meskipun semua ilmu di dunia ini penting, tapi jangan salah, ilmu pemetaan juga penting. Ehehe’
‘Dalam ilmu pemetaan, kita kelak akan menyajikan sebuah peta-peta yang akan menunjukkan informasi mengenai rupa bumi. Ehehe. Adapun hal yang dilakukan untuk mencapai tahap itu, kita perlu melakukan pengukuran.’
‘Ada banyak metode pengukuran dan juga alat bantu ukur yang digunakan. Misalnya saja adalah pengukuran beda tinggi, pengukuran topografi, pengukuran situasi, cross section dan lain sebagainya. Alat-alat ukur yang digunakan pun berbagai macam seperti pesawat waterpass, theodolit, total station, gps, dan lain sebagainya.’
Gue menjabarkan kalimat demi kalimat di atas dengan sangat berantakan. Namun ajaibnya, meskipun presentasi gue bisa dibilang ancur berantakan begitu dan membuat dosen sedikit sayu-sayu mengantuk, tapi diakhir pengumuman hasil tes, nama gue tercantum dan dinyatakan diterima sebagai asisten dosen pemetaan.
HORE!
Tapi sebenernya dibalik semua kebahagiaan ini, gue masih merasa nggak ngerti tentang bagaimana sih cara dosen atau pihak kampus dalam memilah siapa-siapa saja mahasiswa yang layak diterima jadi asisten atau tidak?
Nggak mungkin pake lotre kan ya yang jelas?
Bodo amat deh, yang penting gue bersyukur bisa mendapatkan pengalaman untuk menjadi asisten dosen.
Ehe.
Terimakasih.
Tumben tulisan nya waras kali ini 😂 itu gincu lipstick siapa kau pake feb 😅
Wkwkwk tulisan saya itu sebenernya selalu waras, mba :p
btw, itu spidol mba yang dibibir 😦 yang dipipi baru lipstick wkwkw
Lu semester berapa si feb. Gue kira udh lulus.. kayaknya skripsi lo itu udh 2 tahun ya? Ehehe.. ketawa lu nga enak wkwkwk
Saya caturwulan 9 mas 😦 wkwkwk ziyaaaaal.
Duuuuh, sebentar lagi skripsi saya kelar. Yaaaah, sebentarnya agak sebentar lagi. Tapi nggak sebentar sih sebenernya. Yaaa, agak lama lah. Tapi lamanya sebentar.
Aaaah skripsi bikin edan -_-
Aku syok lihat fotonya.. 😂
Untung kamu tida mengetahui instagram saya, Mba. Kalau tau, mungkin kamu akan lebi tau 😀
Mas Feb, ternyata aku udah follow iG itu. Dan aku klik deh IGnya barusan, dan aku scroll ke bawah, dan aku syok juga..dan aku jadi tahu jg.. oke deh, lanjutkan Pak Asdos 😂
Wahaaaa Mbaaak Ika langsung mengelike postingan saya yang gila itu 😀 akun kamu umisholikha itu kan ya ma 😀 eheheh 😀 duuuh Mba nih 😀
Hahaha, iyaa Mas. Aduh keliatan kepo. Hahaha. Gila-gila postingannya, menghibur. Iya, yang itu akunku Mas 😀
Bapak-ibu dosen masih waras kan ya? 😂
Alhamdulillah, sampai sekarang masi pada waras kok :’) sayanya yang kurang.
Aku juga kaget feb, tapi jangan pernah meremehkan kemampuanmu nak hiii
Ziyaaaaal wkwkw. Tapi iya sih, mbak. Tapi beruntung sebenernya eheheh 😀
Jadi asdos harus ngempet koplaknya lo hiiu
Tida bisa, Mba. Tida bisa :’ saya orangnya tida bisa pencitraan wkwkw
Lah elahh
Ecieeee, selamat feb. Tp foto lo diatas pake lipstick itu cepat cepat disembunyikan deh, kalau viral diantara calon mahasiswa yang lo ajar kan, trus lo jadi terkenal kan repot 😂😂
Eeheheh Makasiiiih, Mba Syl 😀
Tapi semua suda terlambat, mba. Anak-anak yang saya ajarkan suda tau instagram saya, dan mereka jadi tida ada hormat-hormatnya pada saya. yaudalah, ku rela diginiin wkwkw
Wah, selamat ya bang
Ehehehe, makasiiiih mas “:D
Plot twist terpanas: Vito Eryan
wkwkwk apaka itu nama temanmu, wahai sobatku? wkwkw 😀
Bukan sob
Kaget aja muncul nama antah berantah di situ haha
Wuihh ngeriii… eniwe selamat yes. Nanti pas jadi asdos para mahasiswa unyu jgn ditaburi hal yg jiji jiji ya. cukup kamu yg jiji ya pa asdos, CUKUP KAMU (>,<')
Hahah beruntung doang wahai Mba Ran 😀
Baiklaaaah, saya tida akan menularkan kegilaan saya kepada mereka kok. tenang saja :’
Bingung antara mau ngakak atau kagum, keren njir cengengesan ajaa bisa diterima jadi asdos gimana serius.
Oh iya ga keterima ya wkwk kaya matematika 1.
Fotomu mas bikin layar saya goyang-goyang sendiri. 😂😂😂
Hahahhak Iyaaa eh, ku aja kaget dan nggak nyangka wkwkw. Namanya beruntung maaaah yak 😀 wkwkkw
Serem amat yaaak foto saya 😀
Tiba-tiba bayangin Febri presentasi pemetaan :p
Wkwkwkw jangaaaan dibayaaangiiin, membahayakan hiduuup 😀
PANTASLAH YA LIPSTIK MAMAK CEPAT ABIS!!!!
Lho jadi kamu asdos pemetaan dan matematika 2 yha bhang? wow. Sungguh sabar ya mahasiswanya punya asdos kamu:’)
Hahahaha kenapa jadi mahasiswanya yang sabar ya buset 😦
hahahahahaha mantap bang
Ehehe terimakasih, Mba Indah 🙂