Dalam hidup, terkadang kita harus berani mencoba hal baru dan berusaha melewati setiap masalah yang mengiringi itu.
Hmm…
Enggak, gue nggak ada maksud buat menyebar quote-quote begini agar terlihat bijak atau gimana. Enggak. Tapi… Gue sedang berusaha untuk menyemangati diri sendiri. Berusaha membentuk tekad yang kuat untuk menghadapi hal berat. Berusaha menerima apa yang takdir sudah tentukan.
Fyuuuuuuuh…
Beberapa waktu yang lalu gue pernah menulis tentang skripsi yang berjudul : Tugas Akhir : Antara Keinginan dan Keterpaksaan. Di akhir tulisan itu, gue sempet mengutarakan keinginan gue untuk pindah ke jurusan agama aja. Namun pada kenyataannya…
YA GILAK, KALIK!
Umur gue udah berapa, muka gue udah gimana. Nanti kalau gue pindah jurusan dan mengulang lagi dari semester 1, bisa-bisa nanti dosen gue yang bakal sungkem dan minta tugas ke gue.
LAH!
Setelah memahami bahwa pindah jurusan adalah suatu hal yang nggak mungkin, gue pun akhirnya memilih untuk mempertimbangkan dua konsentrasi yang tersisa : Struktur dan Hidro. Siang dan malam gue berpikir, siang dan malam pula gue memegangi kepala sembari menjerit parau.
‘ANJROT, LULUS TANPA SKRIPSI BISA NGGAK SIH AH!’
Tiga hari mempertimbangkan antara dua konsentrasi yang tersisa itu, pilihan gue pun akhirnya jatuh pada konsentrasi hidro. Pertimbangannya pun sederhana aja, yaitu karena gue sedikit lebih paham hidro ketimbang struktur.
Bener?
Mmm…
Enggak juga sih. Gue suka tantangan, kok.
Bener?
Mmm…
Iya iya kan, kata orang itu kalau mau sukses kita harus melewati hal yang sulit.
Bener?
AH, BANGKE AKH. KENAPA SIH AKHIRNYA GUE MILIH HIDRO?! KENAPA SIH YANG TERSISA CUMA HIDRO SAMA STRUKTUR DOANG?! EERRRRRR, AH!
Tekanan batin sih sebenernya ketika gue bener-bener memantapkan hati buat milih konsentrasi hidro. Istilahnya tuh gini, di kampus gue itu cuma orang-orang terpilihlah yang berani memilih konsentrasi hidro di tugas akhirnya. Kalau ada yang ngikutin One Piece, mereka itu ya kayak The Will Of ‘D’ gitu. Setiap kali gue ketemu dan bertanya kepada temen-temen gue yang pinter tentang konsentrasi Tugas Akhir, mereka itu selalu menjawab dengan nada santai :
‘Aku ambil hidro, kok’
ANJER! ITU KAYAK SANTAI BANGET BANGSAT!
Gue merasa, temen-temen gue yang berani ngambil hidro itu kayak punya sisipan kata ‘hidro’ di nama tengahnya, seperti misal Ais ‘Hidro’ Khalis Fatmawati, Rizki ‘Hidro’ Budiman, Zahir ‘Hidro’ Alfares, Adi Daning ‘Hidro’, Ratih ‘Hidro’ Nurmala, Dono Kasino ‘Hidro’, dan lain sebagainya. Mereka kayak manusia-manusia terpilih yang mewarisi semangat hidro gitu, lah.
Gue?
Babi.
Taik.
Kucing.
Gue cuma mahasiswa biasa yang sok berani ngambil konsentrasi hidro. Padahal, gue itu punya sisipan kata ‘gembel’ di nama Febri Dwi Cahya ‘Gembel’ Gumilar.
APAAN! GEMBEL NGGAK PERNAH MANDI! GEMBEL NGGAK SEHARUSNYA KETEMU SAMA AIR! AH, FAKLAH!
Jatuhnya ya kerasa banget gitu. Pernah suatu kali, gue mencoba konsultasi sama seorang temen pinter yang juga ngambil konsentrasi hidro. Gue bertanya ini dan itu. Sampai di akhir konsultasi, dia nanya dengan nada yang sangat datar.
‘Kok kamu nanya-nanya tentang hidro kenapa, Feb?’
Kemudian gue jawab pertanyaan itu dengan nada sedih.
‘Aku kan ngambil hidro, gaes’
Sesaat kemudian, temen gue kayak disamber geledek.
‘HE? SERIUSAN FEB? KAMU NGAMBIL HIDRO? GILS, BERANI BANGET KAMU. KEREN. HEBAT KAMU FEB. DUH, KEREN MANTAP’
‘KEREN MANTAP ENDASMU!’ Ucap gue dalam hati.
‘GARA-GARA YANG TERSISA CUMA HIDRO SAMA STRUKTUR YA?’ Sambungnya
TUH TAU, ANJAY!
Kemudian temen gue pun berlalu dengan tawa tanpa dosa.
Fak.

Source : Klik
Karena gue udah memantapkan diri untuk mengambil konsentrasi hidro, tentu gue harus bertanggung jawab dengan apa yang gue pilih. Setelah melalui proses yang cukup panjang, gue pun akhirnya mendapatkan dosen pembimbing bernama Pak Bambang. Sejujurnya, gue belum begitu kenal sama beliau. Selama kuliah, gue belum pernah sekalipun diampu oleh beliau. Jadi, bimbingan untuk pertama kalinya saat itu merupakan hal yang sangat canggung buat gue.
Gue inget banget, kala itu hari Kamis sekitar pukul 11.00 WIB. Gue bimbingan dengan Pak Bambang di ruang rehat dosen. Beliau sedang sibuk memainkan jemarinya di atas keyboard laptop. Gue duduk diem di depannya, menunggu Pak Bambang selesai dengan urusannya.
‘Gimana, Mas?’ Tanya Pak Bambang sembari memainkan jemarinya di atas laptop.
‘Itu Pak, saya mau konsultasi masalah judul’ Gue menjawab sesopan mungkin.
‘Oh iya, kamu punya judul apa mas?’ Pak Bambang mulai berhenti bermain laptop dan mengalihkan pandangannya ke muka gue.
‘Itu, Pak. Rencana judul saya itu ‘Pengaruh Curah Hujan terhadap Kejadian Banjir di Kota Gede’. Kira-kira gimana ya pak?’ Dengan mantap gue mengajukan judul yang ingin gue jadikan tugas akhir.
‘Hmm…’ Pak Bambang berdehem sebentar ‘Itu gimana mas latar belakangnya?’
‘Itu pak, latar belakangnya nanti tuh untuk mengetahui apakah benar bahwa banjir itu disebabkan hujan dengan desain kala ulang yang dimaksud, atau justru hujan yang terjadi itu adalah hujan dengan kala ulang lebih besar. Begitu Pak’ Masih, gue mencoba dengan mantap menjelaskan.
‘Hmm… Memang banjir itu apa ya mas?’ Seperti mulai meragukan, Pak Bambang pun bertanya demikian.
‘Emmm… Anu, Pak. Banjir itukan air meluap yang membuat genangan di suatu tempat kayak jalan, drainase, gitu-gitu kan ya pak intinya?’ Disini, gue mulai ragu dan deg-degan.
‘Lha gitu gimana?’ Pak Bambang berucap sembari ketawa ‘Wah, jangan-jangan definisi banjir aja kamu nggak tau mas? Jadi, banjir itu tuh suatu peristiwa yang terjadi ketika aliran air berlebihan merendam daratan. Blablabla’ Pak Bambang menjelaskan.
Gue diem dan mengangguk. Mau bilang ‘Nah, itu pak yang saya maksud’ tapi akhirnya gue mengurungkan niat itu. Takut ditendang dari mahasiswa bimbingan beliau.
‘Hmm… kamu bikin lengkung hujan aja gimana mas?’ Pak Bambang menawarkan judul tugas akhir. ‘Jadi nanti kamu tinggal nyari data hujan jangka pendek di bandara Adi Sutjipto, Adi Sumarmo, sama Ahmad Yani terus nanti di analisis. Nah, untuk masalah analisisnya gampang banget kok mas’ Pak Bambang melanjutkan sembari mencorat-coret kertas sebagai gambaran.
Karena dikasih rekomendasi oleh dosen, gue pun akhirya memilih untuk menyanggupi. Saat selesai bimbingan, gue pun mulai mantap dengan apa yang gue pilih. Sesaat kemudian, gue langsung gerak cepat untuk mencari informasi mengenai bandara-bandara yang akan gue mintai data.

Source : Klik
Sebenernya urusan data-data ini sih nggak masuk di bagian proposal tugas akhir, melainkan masuk di bagian tugas akhirnya yang mana baru bisa gue kerjakan kalau proposal tugas akhir ini selesai. Namun, karena gue takut kalau nanti gue udah jauh-jauh ngelarin proposal, eh taunya data nggak dapet, kan rugi juga mengulang semuanya dari awal dengan judul yang baru lagi. Akhirnya, gue pun memilih untuk mencari data-data yang dibutuhkan dengan segera.
Bandara Adi Sutjipto menjadi sasaran pertama yang akan gue mintai datanya. Setelah mengurusi surat ijin permintaan data di bagian prodi, gue pun langsung meluncur menuju bagian meteorologi Bandara Adi Sutjipto.
Disana, gue bertemu dengan bapak-bapak dan mbak-mbak pegawai. Mereka mengenakan baju-baju ala angkatan udara gitu. Dengan sedikit canggung, gue pun mengutarakan maksud dan tujuan gue kesana yang tidak lain adalah untuk meminta data curah hujan jangka pendek. Tak lupa, gue pun juga memberikan contoh format data curah hujan jangka pendek yang gue dapat dari beberapa referensi.

Contoh Data Hujan Jangka Pendek
Mbak-mbak pegawai bagian meteorologi pun paham dengan apa yang gue maksud. Sesaat kemudian, mbak-mbak pegawai itupun masuk ke dalam sebuah ruangan untuk mencari beberapa berkas data curah hujan.
Saat itu gue cuma bisa diem dan menunggu mbak-mbak itu di ruangan meteorologi bersama dengan bapak-bapak pegawai lainnya. Beberapa kali gue mengobrol dengan Pak Pegawai tentang bandara-bandara lain, termasuk bandara Adi Sumarmo dan Ahmad Yani yang juga kelak akan gue datangi.
‘Mas, data curah hujannya sudah ketemu Nih’ Mbak-Mbak Pegawai keluar ruangan dengan membawa map berwarna biru muda ‘Tapi nanti saya kasih soft filenya saja ya mas’ Lanjutnya.
‘Baik, Mbak. Terimakasih Banyak ya Mbak’ Respon gue dengan hati yang riang gembira.
‘Tapi sebelumnya maaf, ya. Mas Febri kan tadi ngasih contoh data dengan format menit-menitan gini ya? Nah, di Bandara Adi Sutjipto dan Adi Sumarmo kebetulan nggak punya format menit-menitan gini, tapi adanya harian gini’ Mbak-Mbak Pegawai menunjukkan data hujan yang dimaksud.
‘Adanya data curah hujan harian ya Mbak? Duh, saya harus konsultasikan dulu ke dosen berarti mbak. Masalahnya data curah hujan yang dibutuhin itu formatnya menitan gitu’
‘Oke, nggak masalah. Mas Febri minta data curah hujan berapa tahun?’ Mbak Pegawai tersenyum.
’20 tahun mbak.’ Ucap gue dengan nada harap.
’20 tahun ya? Oke. Nah, disini kan untuk pengambilan data itu dikenakan biaya mas. Untuk pengambilan data curah hujan itu disini dikenakan biaya Rp.35000 per tahun. Karena mas Febri minta data hujan 20 tahun, jadi mas Febri nanti harus membayar sebesar Rp.700000 ya mas’ Ucap Mbak Pegawai sembari menunjukkan form biaya pengambilan data.
…
..
.
HE!
HEEEEE!
GUE UDAH KESEL KARENA NGGAK KEBAGIAN KONSENTRASI MANAJEMEN, GUE UDAH PASRAH KARENA NGAMBIL HIDRO, GUE UDAH RELA JUDUL GUE DITOLAK DAN DIKASIH REKOMENDASI JUDUL SAMA DOSEN, EH INI HARUS DIMINTAI DUIT JUGA BUAT NGAMBIL DATA!
AAAAARGH!
‘Eng… Rp.700000 ya mbak ya… Duh, tapi saya lagi nggak bawa duit, Mbak’ Gue mencoba beralasan.
‘Nggapapa mas Febri. Besok saja sekalian ambil datanya. Bawa flashdisk ya besok’ Mbak Pegawai kembali tersenyum.
‘Iya Mbak, tapi saya boleh foto satu data nggak mbak buat konsultasi ke dosen?’
‘Boleh, Mas Febri’
Gue pun mem-foto data curah hujan satu tahun untuk dikonsultasikan ke dosen. Setelah itu, gue berterimakasih kepada pegawai meteorologi dan pamit pulang.
Beberapa hari berselang, gue kembali bertemu dengan dosen guna berkonsultasi masalah data hujan. Gue menyampaikan semua masalahnya, mulai dari data hujan jangka pendek yang nggak ada hingga pengambilan data curah hujan yang ternyata dimintai biaya. Nggak lupa, gue pun menunjukkan sampel data curah hujan bandara Adi Sutjipto yang gue foto. Mendengar semua keluh kesah gue, beliau pun berucap :
‘Yaaah, data curah hujan jangka pendeknya nggak ada ya mas ya? Duh, sayang sekali. Padahal itu gampang banget kalau ada datanya’ Pak Dosen tersenyum kecewa ‘Ganti judul aja berarti ya mas’

Contoh Data Curah Hujan Bandara Adi Sucipto
Gue diem dan mengangguk.
‘Itu aja mas, kamu coba teliti tentang pengaruh gerakan hujan terhadap hidrograf banjir.’
Gue mencatat rekomendasi judul dari pak dosen dan mencoba tegar.
‘Kamu tau Mbak Ratih enggak mas?’ Pak Dosen bertanya.
‘Tau Pak, gimana ya Pak?’
‘Dia itu… cewek, Mas.’
BODO AMAT!
AH, PAAN SIH INI AH.
‘Dia tesisnya mirip-mirip sama kayak judul Tugas Akhir kamu itu. Konsultasi sama dia ya, siapa tau bisa kerja sama’
…
Tesisnya mirip-mirip sama judul Tugas Akhirmu.
Tesis mirip sama judul Tugas Akhirmu
Tesis mirip sama Tugas Akhirmu.
Tesis = Tugas Akhirku.
GUE BARU NGAMBIL S1, KENAPA DIKASIH BEBAN KAYAK S2. HEEEEEEEE?!!!
KENAPA! TUGAS AKHIRKU! DIBANDINGIN! DAN DIMIRIPIN! SAMA LEGENDA HIDRO! YANG LAGI! NGERJAIN TESIS!
BERAAAT!
Sesaat kemudian, setelah keluar dari ruangan Pak Bambang, gue kayak nggak bisa melihat lagi masa depan yang cerah di mata gue…
Huft.

Source : Klik
Terimakasih.
Ah udahlah, aku juga ngersain dan cuma mikir “bsa di skip ga?” biar langsung yudisium gtu? Haaahha #ngimpi 😂😁😁
Huhuhu kenapa sepertinya sekripsi ini bikin agak gimana yaaa. Iya sih dijalani, tapi kok gimana yaaaa. Errrr… Waktunya sambat sambil ngerjain deh ini… wkwkw
2 tahun aku ngikutin blogmu Feb, dari jaman sbelum KKN, ampe cinta bersemi di KKN, hingga akhirnya masa ini tiba, aku cuman pengen bilang: selamat berjuang :))
Waaaa Mbak Riiiiis :3 hihihi makasiiiii yaaaak heheee. Semoga bisa ngikutin sampai aku lulus, kerja, terus nikah yeaaay :p hheheh
Baca ini jadi inget2 tugas akhirku dulu feb. Sama temen seangkatan yg meski ga pernah kenal, sok sok akrab aja biar bisa dapet data. Tapi ya kalo mereka butuh aku bantuin juga.
Ambil dataku dulu ngemper ngemper di terminal gitu feb. Emang lebih enak transportasi kan feb drpd hidro? *kabuuuuur sebelum dicelupin ke resapan banjir sama febri*
Heheheeeee masa-masaa rumit ya mbak dulu ngerjain tugas akhir wkwkwk. Wahaaaa harus gitu sih mbak. Kalau udah mepet buat data mah apa-apa pasti dikejar wkwkwkw. Timbal balik yaaak wkwk
Dulu kamu TA-nya tentang transportasi apa mbak? Parkir atau evaluasi efektifitas angkutan umum? wkwkkw
Diuuuuuuh, enak transport jelas mbak 😦 huuuuuuuu
Dulu ambil judul : Studi Kasus Peluang Cinlok Sopir Angkot dan Mbak mbak Penjual Mijon Cangcimen Di Dalam Terminal
Judulnya nais banget wkwkwk ngakak asem wkwk 😀
Feb feb aku baca ini sembari flashback jaman bimbingan dan judul skripsi ditolakin mulu 😂😂😂 semangaat aja yah! Jangan lupa tidur, siapa tau besok udah wisuda aja 😆
Hahaaaa bener-bener bikin flashback kan mbak kalau baca penderitaan orang lain tentang skripsi 😦 pahit, tapi bakal dikenang sepanjang masa wkwkwk.
Makasiiii mbak :3 hihihi. LAAAAAH, kalau tidur bisa bikin wisuda mah kerjaanku bakal tidur terus 😦
Ambil hikmahnya, barangkali setelah lulus langsung jadi hidro bender terus menyerang negara api. Gitu.
Iya bang. Diambil hikmahnya kok. Tapi. Kenapa. Harus. Jadi. Hidro. Bender. Yang. Menyerang. Negara. Api. 😦
hhaaaa….. semangat mas febri, salah satu cobaan terberat hidup adalah ketika skripsi
HIhihi Makasih ya Mbak Nur 🙂 Hihihi bener. Ini sedang mencoba untuk menghadapi cobaan itu nih :3
stok hydrococo yang banyak mas
Iniiii kenapaaaa iklaaaaaan hydrococo :(((((
Kak, saya ada saran judul: Pengaruh Volume Banjir Air Mata Kak Febri Terhadap Tingkat Kedepresian dalam Membuat Skripsi
Semoga membantu ya kak, dan semangat mengerjakan skripsi! 😁
Kalau dosen pembimbingnya Raditya Dika, mungkin bakal di acc ya itu 😦 wkwkwkw
Hahaaaaa baeqlaaaa mbaaak hehe. Makasiiiih banyaaaak :p wkwkw
Kalau dosbingnya saya juga bakal saya acc kok kak wkwkwk 😂
Aamiin, yaudah. Kamu jadi dosen dulu gih 😀
haha semangat Feb, dulu pembimbing TA ku terkenal paling galak sejurusan, tapi sebetulnya beliau baik banget, sangat membantu
tapi pernah tuh aku dikurung di ruangannya dikunci dari luar disuruh buat revisi seharian haha
Hihihi dibalik dosen jahat, sebenernya beliau punya maksud baik sih sebenernya :3 hihihi tinggal kita aja yang menanggapinya kan ya wkwkw
Waaaaaaaa, pernah dikurung di ruangannya dan dikunci dari luar buat ngerjain revisi. Pemaksaan, tapi bikin bener-bener harus ngerjain sih. Jadi baik juga itu mbak 😀 wkkwk
Yah Feb napa gak jadi pindah jurusan, pindah gih ke jurusan dakwah agama islam. Nanti pas skripsi, kan pusing juga tuh, kamu pindah jurusan lagi. Gitu aja terus sampe tua. Bilang makasih dong sama aku sang pemberi ide. WKKKK.
Mbak Fasya kok sediiiih siiiih komentarnyaaaa 😦 Kalau aku pindah jurusan dan nyerah terus pindah jurusan mulu, terus aku gimana dong masa depannya 😦 aku sedi sekali. Aku sedi. Sedi. Sediiiii
yaelah, PAK BAMBANG kok dimana-mana gitu. dosen pembimbingku juga PAK BAMBANG. iya gitu orangnya aku disuruh ganti judul. hzzzz tapi alhamdulillah feb, tinggal sidang sekali lagi.
sudah tugas akhir itu dikerjain, jangan dipikirin terus aja, semangatssss
Hahaha siaaal yaaa wkwkw Kayaknya Pak Bambang itu bener-bener dimana-mana wkwkw dosen UGM, raja air namanya pak Bambang. Kembar lagi. Bambang triadmojo sama bambang sutejo. Wkwkwkw sadislah the power of Bambang ini wkwkwk.
Waaa, udah mau sidang yaa mbak hihihi semangat yaaak kamuuu.
Ihihihi iyaa dong, ini dikerjain juga kok mbak. Dipikirin dan disambatinnya sesekali aja :3 hihihi makasih ya mbak :3
Kayaknya pindah jurusan nggak menyelesaikan masalah, Feb. Jadi lebih baik terusin aja meskipun kayak taek haha. 🙂
Gue, sih, sedih banget itu kudu bayar 700 ribu. Setau gue kalau dapetin data gitu biasanya bantu-bantunya dengan magang, kan. Kuliah mahal-mahal, pas mau lulus justru semakin banyak biaya. Duh, rasanya skripsi malah nyusahin mahasiswa, ya. Tapi banyak pengalaman dan pelajaran hidup, sih, di semester akhir itu~
Semangat, Kakak. 😀
WAKAKAKA KOMENTAR FASYA BANGKAI.
Hahaha iya iyaadong Yog. Nggak akan menyelesaikan masalah itu -_- wkwkw sekedar jokes kok kemarin. Yakalik pindah jurusan :’ udah ga ada duit lagiii. Sayaaang. Wkwkkw
Hahaha iya Yog -_- kaget juga waktu dimintain 700 ribuuu. Wkwkwk ahelah deh yaaa.
Nyusahin iyaaa, tapi besok bakal terkenang sepanjang masa. Hidup skripsiiiiiiii. Ahelaaaah 😦 sedih juga bilangnya wkwkwk
Makasiiii Yog wkwk Itu mbak sya emang reeeeeseeeek wkwkw
APA MANGGIL2 AKUH 🙂
Hai kak aku followers lama sebenernya tapi baru komen sekarang🙊 Sebut saja Ay, garis 2000. Masih muda kan kak? Iyadong masih /kibas ((EDISI SALAH LAPAK BUAT KIBAS)) ((mana kepslok nggak woles))
Btw kak jujur, aku udah ketawa pas mulai baca dari paragraf 5. Ini entah emang lucu ato selera humorku saja yang jongkok kak wkwkwk. Semangat ya kak buat TA-nya wkwkwk
Haloooo, Ay 🙂 Hihihi makasiii yaa udah follow sejak lama :3 hihihi. Waaaaw, garis 2000? Muda sekali. Gils banget paraaaah. Kamu harus manggil aku om deh sepertinya *lah wkwkw.
Wahahahaa sediiii soalnya kalau ngebahas Tugas Akhir :’ pada masanya kamu akan merasakannya kok besok. Semangat juga yaaak kamu :3
Beneran ni aku panggilnya om? Wkwkwk🙀 Emang rasanya semenyusahkan itu ya kak? ;-;
Errrrrr… ya nggak beneran om juga sih -_- etapi serah deh *ini om-om kok labil seh* wwkwkk
Kalau menurutku sih emang sedikit menyusahkan, tapi kalau kuat, ya tetep dijalani sih wkwkwk. Besok kamu akan merasakannya sendiri wahai kawula muda masa kini
Ralat: Dari judul aja aku udah ketawa😂😂
Skripsi emang begitu ya mas feb? Temanya kok jadi ngeberatin banget? :’)
Pindah jurusan aja mas feb. Siapa tau nanti kita seangkatan. Cihuy.
Buat aku yang baru bener-bener ngerasain skripsi, sih emang berat Rob. Soalnya kayak nggak sesuai dengan apa yang diharapkan dari awal gitu. hehehe tapi semangat menjalaninya sih.
Waduuuu 😦 kita seangkatan, nanti aku kek gimana -_-
Wahaaa Ay kurang fokus nih :p
Hidro nggak serem-serem amat kok , selaw , yg penting mepetin pak bambang terus hahaha, salam yo buat pak bambang
Waaaaa Bang Caesaaar 😀 Salah satu penerus semangat keairan nih. Master of hidro 😀 wkwkwk siap, mas. Mohon bimbingannya yak wkwkw 😀
😅😅😅
Mohon dimaklumi ya, Ukhti
Ouch
Wkwkkwkwkw feeeebbb lucuu bacanyaaa.. Kamu kenyang sama kalimat semangat gak? Semangat yaaa!!!!